Kesusastraan, 2008
Sutardji Calzoum Bachri (1935-2009) Penyair yang tiada henti merebut kembali hidup kata yang terlanjur dibaku- bakukan dalam kamus dan konvensi. Dalam puisinya, bahasa seakan dikembalikan kepada kondisinya sebelum tunduk kepada hukum tata bahasa.
Menemukan kembali mantra, Sutardji meradilkan puisi bebas sekaligus memulihkan tenaga bahasa yang terlanjur dimelaratkan oleh komunikasi massa. Dengan memperluas dan melampaui gramatika, ia menunjukkan
potensi bahasa kita sebagai bahasa darah dan daging.