ACHMAD BAKRIE AWARD: Ilmuwan Perlu Diberi Tempat Terhormat
AHMAD BAKRIE AWARD VIII — Pelindung Penghargaan Ahmad Bakrie Award VIII Aburizal Bakrie (kedua dari kanan) menyerahkan hadiah khusus bidang riset muda berprestasi kepada Ratno Nuryadi (kanan) pada acara penganugerahan penghargaan tersebut di Jakarta, Kamis (5/8). Ahmad Bakrie Award VIII masing-masing diberikan kepada Yati Soenarto untuk bidang kedokteran, Sjamsoe’oed Sadjad untuk bidang teknologi, Daniel Murdiyarso untuk bidang Sains, Daoed Joesoef untuk bidang pemikiran sosial, dan Sitor Situmorang untuk bidang sastra. (Suara Karya/Andry Bey)
Masyarakat Indonesia perlu memberi tempat terhormat bagi para pencipta, ilmuwan, dokter, dan pemikir berprestasi.
Hal itu disampaikan Pelindung Penghargaan Achmad Bakrie, Aburizal Bakrie, pada acara Penghargaan Achmad Bakrie 2010 untuk Negeri di Jakarta, Kamis (5/8).
“Tradisi pemberian penghargaan semacam ini adalah sebuah rintisan yang bermanfaat agar masyarakat Indonesia memberi tempat bagi ilmuwan-ilmuwan Indonesia yang berprestasi,” kata Aburizal.
Menurut Ketua Umum DPP Partai Golkar itu, pada masa-masa mendatang, pemberian penghargaan seperti ini harus terus dilanjutkan dengan makin baik. “Saya berharap bahwa ilmuwan-ilmuwan muda kita dari beragam bidang ilmu, bukan hanya ilmu ekonomi, lebih terpacu lagi untuk memberikan yang terbaik dan memajukan bidang ilmu masing-masing,” ujarnya.
Dalam sambutannya, Aburizal mengatakan, dalam filosofi Penghargaan Achmad Bakrie terkandung sebuah pandangan tentang kehidupan. Oleh karena itu, lewat penghargaan itu, dia berharap dorongan-dorongan untuk mencipta dan berkarya pada kaum ilmuwan menjadi lebih besar lagi.
“Agar kita semua, terutama anak-anak serta remaja-remaja yang sedang tumbuh, memperoleh inspirasi tentang kehidupan serta mampu mengerti dimensi-dimensi yang paling dasar dari kehidupan itu sendiri,” katanya.
Perlu diketahui, untuk kedelapan kalinya Freedom Institute menganugerahkan Penghargaan Achmad Bakrie. Kali ini, Freedom Institute memberikan penghargaan tahunan di lima bidang, meliputi kesusastraan, pemikiran sosial, kedokteran, sains, dan teknologi. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya, tahun ini ditambahkan satu hadiah khusus yang diberikan kepada peneliti muda di bawah usia 40 tahun.
Penerima Penghargaan Achmad Bakrie 2010 adalah Daniel Murdiyarso (bidang sains), Daoed Joesoef (bidang pemikiran sosial), Sitor Situmorang (bidang kesusastraan), Sjamsoe’oed Sadjad (bidang teknologi), dan S Yati Soenarto (bidang kedokteran). Untuk kategori hadiah khusus bagi peneliti muda, penghargaan diberikan kepada Ratno Nuryadi.
Pada tahun 2003, saat pertama kali dirintis dan diadakan Freedom Institute, Penghargaan Achmad Bakrie hanya mencakup dua bidang, yakni kesusastraan dan pemikiran sosial. Pada tahun 2005, satu bidang lagi ditambahkan, yakni bidang kedokteran. Dua tahun berikutnya, 2007, dua bidang lagi ditambahkan yaitu bidang sains dan teknologi.
“Jika Penghargaan Achmad Bakrie terinspirasi oleh Nobel Prize di Swedia, kategori penghargaan khusus ini terinspirasi oleh The John Bates Clark Medal di Amerika, yang diberikan kepada ilmuwan berusia di bawah 40 tahun yang telah memberikan kontribusi besar dalam pemikiran dan ilmu ekonomi,” kata Aburizal Bakrie.
Sementara itu, Ketua Umum Penghargaan Achmad Bakrie 2010, Anindra Ardiansyah Bakrie, berharap Penghargaan Achmad Bakrie memotivasi segenap anak bangsa untuk terus berprestasi dan menciptakan karya-karya terbaik untuk bangsa. “Penghargaan Achmad Bakrie ini sebagai bentuk apresiasi bagi putra-putri terbaik bangsa di bidangnya,” ujarnya.
Acara Penghargaan Achmad Bakrie 2010 yang disiarkan langsung oleh salah satu stasiun televisi swasta itu juga dihadiri sejumlah pengurus DPP Partai Golkar.
Tampak hadir Ketua Dewan Pertimbangan Partai Golkar Akbar Tandjung, Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar Theo L Sambuaga, dan sejumlah Ketua DPP Partai Golkar, di antaranya Priyo Budi Santoso, Ade Komarudin, Rully Chairul Azwar, Rambe Kamarulzaman, dan Aulia Aman Rachman. (M Kardeni)
Sumber : Suara Karya Jumat, 6 Agustus 2010